Minggu, 29 April 2012

Apakah Pustakawan Eksistensinya Tetap Terjaga, Ketika Teknologi Bermunculan ??


Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa serta berbagai jasa lainnya. Peran dan tujuan dari perpustakaan adalah sebagai wahana untuk mencerdaskan bangsa supaya tercapai masyarakat yang terdidik. Keberadaan perpustakaan dapat diartikan juga sebagai pemenuhan kebutuhan yang diakui masyarakat, kebutuhan ini menentukan bentuk, tujuan, fungsi, program dan jasa perpustakaan.

Dalam mengoptimalkan peran tersebut, pengorganisasian informasi perlu dilakukan untuk memudahkan pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat. Oleh karena itu, layanan yang dilakukan selalu berorientasi pada masyarakat, sebagai pengguna informasi. Kepuasan pengguna merupakan petunjuk utama bagi pelaksana pengorganisasian informasi.

Sejalan dengan perkembangan zaman, kebutuhan informasi masyarakat juga berubah-ubah baik dari segi keragaman isi maupun aksesnya. Efisiensi dan efektifitas menjadi pertimbangan utama pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Oleh karena itu perpustakaan harus bertransformasi atau menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada.Dalam transformasinya di tengah kemajuan ilmu pengetahuan termasuk teknologi informasi dan komunikasi, perpustakaan harus mampu memberikan nilai tambah pada informasi melalui streamlining, ekspansi dan inovasi. Selain mempermudah dan memperluas akses, perpustakaan hendaknya mampu melakukan manajemen pengetahuan secara maksimal dan diharapkan lebih memfokuskan diri sebagai community information intermediary, yaitu institusi yang dapat memahami dan berempati terhadap komunitas pengguna, memiliki pemahaman yang mendalam terhadap dunia informasi dan organisasinya serta dengan aktif selalu mengembangkan dan meningkatkan mekanisme yang menghubungkan keduanya. Pemberdayaan perpustakaan dan pustakawan dalam paradigma baru harus disesuaikan dan ditingkatkan seiring dengan perubahan tuntutan pengguna, yaitu akses informasi secara lebih luas, cepat dan tepat.

Perpustakaan sebagai sarana pencarian, penyimpanan, dan sarana temu balik informasi pada hakikatnya tidak akan mati selama ia dikelola dengan profesional. Tidak berbeda jauh dengan internet, bahkan menyerupai, perpustakaan dan internet mempunyai fungsi yang sama berkenaan dengan informasi. Internet adalah perpustakaan maya. Internet dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar alternatif bagi kalangan akademisi setelah perpustakaan konvensional di lembaga pendidikan tinggi.

Timbul pertanyaan berikutnya, lalu bagaimanakah pengelolaan perpustakaan yang benar agar eksistensinya tetap terjaga, ketika teknologi bermunculan dan seperti saling melindas satu dan lainnya?

Pustakawan dan pengelola perpustakaan sebaiknya menyadari betul fungsi perpustakaan. Berawal dari kegiatan pengadaan, pengolahan, penyebaran informasi dan preservasi. Proses pengadaan berkaitan dengan visi dan misi serta kebijakan yang diambil oleh institusi penaungnya. Misalnya bagi perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi, pengadaan buku atau jurnal tentunya terkait dengan fakultas atau program studi yang diselenggarakan di tempat tersebut.
Kegiatan pengadaan yang baik harus terkoordinasi secara baik oleh pihak-pihak yang berkepentingan, karena terkait dengan anggaran dana. Pustakawan harus memiliki kemampuan untuk memilah dan memilih mana koleksi yang nanti akan dibutuhkan kelompok penggunanya. Selain itu harus pandai melakukan lobi agar anggaran dana tersebut memadai. Di bagian inilah pustakawan hendaknya mengerahkan tenaga dan pikirannya agar koleksi perpustakaan berkembang, kepuasan pengguna tercapai, dan tujuan institusi teraih.

Penyebaran informasi identik dengan pelayanan. Pelayanan perpustakaan merupakan ujung tombak sebuah perpustakaan. Pelayanan yang ramah dan menyenangkan merupakan salah satu kunci terpenting di samping kelengkapan koleksi yang dapat menjadi daya tarik kunjungan ke perpustakaan. Di bagian pelayanan inilah sebuah sistem yang dijalankan di perpustakaan dapat dinilai baik atau tidaknya. Sistem perpustakaan yang baik haruslah memen;uhi persyaratan: mudah melakukan temu balik informasi, yang ditandai dengan ada-tidaknya alat penelusuran seperti katalog. Selain itu, adanya rambu-rambu perpustakaan yang dapat memudahkan pengguna dan petugas, serta petugas yang komunikatif dan memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap ilmu dan pengetahuan. Yang terakhir, preservasi (pelestarian bahan pustaka) harus dilakukan dengan berkesinambungan. Pengguna tentu merasa tidak nyaman pada bahan bacaan yang tidak layak dibaca karena banyak halaman hilang karena sobek ataupun karena dimakan usia.

Pemberdayaan perpustakaan dengan sarana dan prasarana yang mengikuti tuntunan zaman memang harus dipersiapkan agar tidak ditinggal penggunanya. Selain itu keberadaan pustakawan yang berkualitas dan profesional sangat diperlukan dalam menghadapi tatanan era informasi global.
Pelayanan perpustakaan berorientasi pengguna harus segera diimplementasikan di perpustakaan untuk menunjang proses akselerasi transfer ilmu pengetahuan, yang secara global dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan berimbas pada kemajuan bangsa dalam segala bidang, berorientasi pada pengguna, berarti perpustakaan telah menempatkan pengguna sebagai subjek dari layanan perpustakaan.




Nama     :  Edi Nugroho
NIM      :  D 1810024





Apakah Search Engine Dapat Menggeser Peran Pustakawan ?


Pada masa sekarang ini rasanya aneh jika seseorang tak mengetahui apakah search engine itu, search engine atau mesin pencari sendiri mempunyai arti adalah suatu program kusus yang dibuat oleh sebuah web atau perusahaan tertentu untuk menyediakan pelayanan dan mempermudah user atau orang dalam mencari informasi di internet ataupun juga memberikan rating berdasar dari seringnya situs tersebut dikunjungi. Hal tersebut akan sangat membantu kita untuk menemukan halaman web yang kita butuhkan, cukup hanya dengan mengetikkan kata kunci pada form yang telah disediakan. Ini adalah contoh beberapa mesin pencari Google, Yahoo, MSN, Live, Altavista, Bing dan lain sebagainya .


Search engine bukan akan  mengganti peran pustakawan sebagai penyedia informasi, akan  tetapi mesin pencari dan  pustakawan akan saling melengkapi dalam berbagai hal, misalnya ketika pustakawan sedang membutuhkan sesuatu di internet seorang pustakawan dapat menggunakan mesin pencari untuk mencari informasi yang dibutuhkan itu. Mesin pencari ini juga membantu pustakawan dalam menerapkan perpustakaan yang berbasis online (OPAC), selain itu juga menggunakan mesin pencari internet ini sangat menghemat tenaga karena tak usah repot-repot untuk untuk mencari informasi, cukup dengan mengetikan kata kunci informasi yang akan dicari.



Nama   :  Damar Kurnia
NIM     :  D 1810014